Ayahanda Buyung Lava Lömbu dan Ibunda Kanaati Zai Museum Pusaka Nias menyelenggarakan Zoominar Budaya, pada hari Ahad, 28 Juni 2020. Topik : Kenali asal usulmu. Saya selaku orang Nias yang lahir di Padang tertarik untuk mengetahui asal muasal berbagai Marga di Nias. Ayah saya marga Lömbu, yaitu Buyung Lava Lömbu lahir 09 Maret 1915 di Rimbo Panjang dan Ibu saya, Kanaati Zai lahir tahun 1935 di Pasar Usang. Kedua orang tua saya berikut semua anak-anaknya menganut ajaran Animisme, menyembah berhala. Ibu saya meninggal dalam usia muda, 25 tahun, yaitu pada tanggal 05 April 1960, saat itu saya baru kelas I SR. Beliau masih dalam setatus menganut ajaran Animisme. Ayah saya masuk Katholik tahun 1967 dan meninggal tanggal 19 April 1975. Saat itu saya sedang menyelesaikan Sarjana Muda di Fakultas Ushuluddin Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) Jakarta. Kembali ke Zoominar Budaya, Nara Sumber Utama, yaitu Pastor Johannes M. Hammerle, OFMCap (Pendiri / Ketua Y
HUT Perkawinan ke 50 (Kawin Emas) KH. Ahmad Bidawi Zubir dengan Hj. Sumiarty Absyar Jarang pasangan suami istri yang usia perkawinannya dapat mencapai 50 tahun. Kalau ada yang dapat meliwati 50 tahun, bagi saya pasangan suami istri tersebut adalah pasangan suami istri (pasutri) yang luar biasa. Banyak yang kandas dalam perjalanan. Boleh jadi karena bercerai hidup, atau berpisah karena ajal tiba sebelum usia perkawinan mencapai 50 tahun. Bapak H.A. Bidawi Zubir dan ibu Sumiarty adalah salah satu pasutri yang usia perkawinan mereka dapat mencapai 50 tahun pada tanggal 20 Januari 2017. Apa yang membuat perkawinan ayah bunda dari adinda Herdiansyah, Safriansyah, Ahmad Hamami dan Zulfikri ini tetap langgeng dan harmonis ? Bahwa perkawinan mereka dilandasi iman untuk meraih ridlo Allah, hal itu tidak diragukan lagi. Pada kesempatan ini saya saya menyajikan sesuatu tentang beliau sesuai pengalaman yang saya amati selama ini. Perlu saya utarakan terlebih dahulu bahwa saya adalah
Masjid Raya Al-Furqan Kota Gunung Sitoli Nias Gunungsitoli, sidaknews.com – Walikota Gunungsitoli menghadiri Acara Peresmian Masjid Raya Al-Furqon Kota Gunungsitoli yang diresmikan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si, setelah peresmian Gedung Kantor Walikota Gunungsitoli. Sabtu (26/11). Wilman Hidayat Harefa, S.Pd.I, selaku Ketua Badan Kesejahteraan Masjid Raya (BKM) Al-Furqon Kota Gunungsitoli ini, memaparkan bahwa Masjid Raya Al-Furqon Kota Gunungsitoli yang runtuh pada Peristiwa Gempa Bumi Kepulauan Nias pada tanggal 28 Maret 2005 lalu. “Dan mengakibatkan fungsi rumah ibadah kebanggaan masyarakat Kota Gunungsitoli ini lumpuh total,” kata Wilman dalam sambutannya. Hal ini, kata dia, menjadi perhatian Pemerintah Daerah, hal ini ditandai dengan dimulainya pembangunan Masjid pada 8 Agustus 2009 lalu yakni Peletakan Batu Pertama oleh Bupati Nias Binahati Baeha, SH, yang disponsori oleh Yayasan Al-Azhar Jakarta. Akan tetapi,
Komentar