Pendidikan Tinggi dan Berkarier di BUMN

Muallaf Yusuf dan keluarga besarnya







REPUBLIKA.CO.ID,   Muhammad Yusuf Sisus Lombu membuktikan kenikmatan dan keindahan memeluk Islam. Lika-liku kehidupan yang begitu berat berpisah dengan orang tua bukan hal mudah. Hidup mandiri setelah 10 tahun tinggal bersama orang tua mendapatkan kasih sayang harus dilepas akibat perbedaan keyakinan.

Setelah tamat SR, kemudian melanjutkan pendidikan di Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) di Padang (1965–1971). Selama lima tahun belajar di PGAN, Yusuf menetap di sebuah Masjid Muhammadiyah Teluk Bayur, Padang. Segala biaya sekolah, makan dan pakaian ditanggung oleh Muhammadiyah dan Aisyiah Teluk Bayur. Sewaktu naik kelas VI PGAN, agar lebih fokus belajar, karena akan menempuh ujian akhir, Yusuf tinggal di rumah ibu Khadijah Zakaria, salah seorang anggota Aisyiah di Teluk Bayur.

“Semasa saya tidur di masjid, boleh jadi banyak yang kasihan. Bayangkan! Tidak pakai kasur dan tidak pakai bantal, hanya beralaskan tikar dan bantalnya juga tikar yang digulung, selimutnya juga tikar dan kain sarung. Tetapi, saya sendiri merasa nyaman. Aneh memang, tetapi itulah yang saya rasakan. Anak sekarang bilang enjoy, enjoy saja," kata Yusuf mengingat masa mudanya seperti dilansir dari 'Majalah Membangun' yang diterbitkan Rumah Infaq, belum lama ini.

Bila ada libur panjang sekolah, Yusuf sering bekerja sebagai 'kerani', tukang catat jumlah barang yang dibongkar dari kapal atau yang dimuat ke kapal di Pelabuhan Teluk Bayur. Lumayan untuk beli buku dan lain-lain. Pernah juga menjadi kuli kasar di Pelabuhan, tetapi itu tidak sering.

Setelah menamatkan PGAN 6 Tahun Padang pada tahun 1971, Yusuf melanjutkan ke perguruan tinggi di Jakarta. Sebuah kampus swasta yaitu PTIQ Jakarta memberikan beasiswa sekaligus asrama, makan gratis, dan mendapatkan uang saku. Sebelum bertolak ke Jakarta, dia terlebih dahulu masuk kuliah IAIN di Padang, namun hanya berjalan selama sebulan.

Proses perguruan tinggi selesai, Yusus Sisus mulai berkarier dengan bekerja sebagai karyawan di Perpustakaan milik Yayasan Pendidikan Alquran selama tiga tahun (1976–1979). Kemudian diterima bekerja di PT Jamsostek (Persero) selama 29 tahun (1979–2008).

“Saya pernah mendapat amanah sebagai Kepala Cabang PT Jamsostek di Pekalongan, Surakarta, Jambi, dan Jakarta (Setiabudi). Pernah juga menjadi Kepala Biro Perlengkapan dan Sarana di Kantor Pusat. Usai dari Biro Perlengkapan dan Sarana, mendapatkan tugas sebagai Direktur Utama Dana Pensiun Karyawan Jamsostek selama empat tahun hingga pensiun 01 Nopember 2008," tutur Yusuf.

Umur yang sudah kepala lima pada saat pensiun. Sebuah perusahaan Travel Haji dan Umrah mengamanahkan untuk menjadi Direktur Utama. Pemilik PT As-Salam Mulya Al-Haromain mempercayakan kepadanya untuk memimpin perusahaan tersebut dimulai tahun 2008 sampai 2013. Jabatan ini ditinggalkan untuk fokus pada keluarga dan anak cucu, namun pemilik tetap memberikan amanah agar tetap bergabung dengan menjadikanya sebagai anggota Komisaris sampai sekarang.

“Saya sudah ingin fokus kepada keluarga agar bisa bersama dengan anak cucu. Namun karena dianggap rajin, mudah bergaul dan suka bersilaturrahmi membuat owner tempat saya berkarier terus meminta saya mengembangkan usahanya," ucapnya.

Selain itu pula, apa yang telah diraih dalam dunia pendidikan dan kesuksesan karier dibagi kepada para regenerasi bangsa dengan mengambil tawaran untuk menjadi dosen di dua kampus. Pertama kembali pada almamater untuk menjadi dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) dan kedua mendapatkan kepercayaan pula menjadi dosen di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI)

“Kepada para saudaraku muallaf. Saya bersyukur menjadi Muslim. Saya merasa banyak kemudahan yang diberikan Allah kepada saya dalam kehidupan ini. Saya dapat kuliah di tempat yang baik. Saya diberi jodoh seorang muslimah shalehah. Diterima bekerja di BUMN yang mempunyai program pensiun dan banyak hal lain lagi yang tidak bisa satu persatu untuk diungkapkan," ujarnya. By Agus Yulianto.  (Tamat)
Sumber : http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/17/06/01/oquzs1396-pendidikan-tinggi-dan-berkarier-di-bumn

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAL USUL MARGA LÖMBU

KELUARGA BAPAK HA. BIDAWI ZUBIR DI MATA SEORANG PUTRA NIAS