SEJARAH SINGKAT MASJID AL-FURQAN GUNUNG SITOLI NIAS

Masjid Al-Furqan Gunung Sitoli Nias


Alhamdulillah, dari dukungan ummat Islam dari berbagai penjuru di Tanah Air ini, Masjid Al-Furqan Gunung Sitoli Nias, wujudnya mulai kelihatan. 12 tahun menunggu. Jum’at, 27 Mei 2016, untuk pertama kalinya Lantai dua Masjid Al-Furqan dipergunakan untuk shalat Jum’at. Bertindak sebagai Khatib, Ustadz Yusman Dawolo, Direktur Yayasan Rumah Infaq.

Di bawah ini saya menyajikan Sejarah Singkat Masjid Al-Furqan Gunung Sitoli Nias.

1950-an : Masjid Al-Furqan dibangun.
Masjid ini dibangun oleh penduduk asli Nias yang muslim bersama para pendatang. Kata bapak H. Danial Tanjung, banyak saudara-saudara dari “Toko Kumango” (toko sembako) yang berinfak untuk masjid yang berlokasi di pasar ini. Sehingga masjid Al-Furqan ini sering pula disebut orang “Masjid Pasar”.
Saya menanyakan kepada beberapa orang, apakah ada yang menyimpan foto Masjid Al-Furqan? Jawabannya, tidak punya atau yang mengatakan pernah punya tapi entah disimpan dimana. Ada yang menyarankan agar saya ke Museum Nias. Saya belum mencari foto tersebut di Museum, mungkin saja ada disana.
Masjid ini terletak dekat Alun-alun rumah dinas Bupati. Tamu-tamu PEMDA yang muslim sering diajak shalat di sini. Masjid Al-Furqan terletak di pinggir pantai, tidak jauh dari Pelabuhan Gunung Sitoli. Pemandangan sekitar Masjid Al-Furqan sangat indah.

28 Maret 2005 : Masjid Al-Furqan roboh.
Masjid Raya Al-Furqan roboh akibat gempa berkekuatan 8.3 SR. Menurut catatan yang saya peroleh dari masyarakat, terdapat 154 unit rumah ibadah Islam (Masjid dan Mushalla) di seluruh Nias. 32 unit rusak berat termasuk Masjid Al-Furqan, 45 unit rusak ringan dan 77 unit tidak rusak.

April 2005 : Didirikan bangunan darurat.
Didirikan Masjid Al-Furqan yang sifatnya sementara. Bahannya terbuat dari triplek, papan dan seng, saya singkat TPS. Masyarakat berkeinginan mendirikan yang baru, namun dananya tidak ada.

14 April 2006 : Saya mengunjungi Masjid Al-Furqan.
Saya diajak bapak Let Kol Pol (Purn) Bassir Tandjung’s mengunjungi Masjid Al-Furqan Gunung Sitoli Nias. Saya ketemu dengan beberapa orang, antara lain : bapak H. Sukiman (Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al-Furqan), bapak H. Dasril Koto dan beberapa orang lainnya. Beliau-beliau ini meminta kalau bisa keluarga Muslim Nias yang ada di rantau membantu pembangunan kembali Masjid Al-Furqan ini. Hati saya sangat sedih melihat kondisi Masjid Al-Furqan sekarang. Padahal dulu Masjid Al-Furqan menjadi kebanggaan ummat Islam di Nias. Saya melihat daftar infaq yang masuk, sekitar Rp 1 juta per-bulan, minim sekali. Artinya, kalau mengandalkan infaq warga setempat, agak sulit membangun Masjid Al-Furqan ini.
Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, saya bertemu seorang pemuda Nias di Bandara Binaka. Namanya Dian Taufiq Zega. Beliau banyak membantu YPMN dan APU bila berkunjung ke Nias.

06 Oktober 2006 : Yasasan Peduli Muslim Nias (YPMN) berdiri.
Berdiri Yayasan Peduli Muslim Nias. Ketua Dewan Pembina : Bapak H. Danial Tanjung. Di antara Pengurus YPMN : Ketua diamanahkan kepada saya (M Yusuf Sisus / Haogododo Lombu), Sekretaris : bapak H. Ali Yusri Ibrahim dan Bendahara : Bapak H Hasymi Harun.
Ide pendirian Yayasan diusulkan dan disepakati pada saat Arisan Warga Masi-Masi (Keluarga Muslim Nias di Jakarta dan sekitarnya), pada tanggal 17 September 2006 di rumah Teuku Syaiful Anwar – Munjul, Cipayung -Jakarta Timur.
Yayasan ini bertujuan antara lain menggalang dana untuk pembangunan rumah ibadah di Nias. Dalam perjalanannya, ternyata dana yang dikumpulkan YPMN tidak banyak, itupun masih dibagi untuk banyak Masjid dan Mushalla, sehingga jumlah yang diterima Masjid dan Mushalla, berkisar Rp 2,5 juta sampai Rp 10 juta per-unit rumah ibadah.

30 Januari 2009 : YPMN dan APU bersinnerji.
Kalau hanya YPMN menggalang dana, susah juga bisa terkumpul uang yang banyak. Alhamdulillah, dicapai kesepakatan YPMN bersinnergi dengan Al-Azhar Peduli Ummat (APU) untuk menggalang dana dan membangun Masjid Al-Furqan Nias. Ide ini muncul setelah mengevaluasi hasil yang dicapai YPMN, terutama yang menyangkut dana, geraknya pelan sekali. Bayangkan sejak musibah ini menimpa Masjid Al-Furqan, selama empat tahun, sampai akhir tahun 2008, uang yang khusus untuk Masjid Al-Furqan baru terkumpul sekitar Rp 300 juta. Jumlah tersebut merupakan gabungan dana yang terkumpul di Nias dan YPMN di Jakarta.
Tindak lanjut dari sinnergi YPMN dan APU, beberapa personil APU  berangkat ke Gunung Sitoli Nias, di antaranya : bapak Agus Agus Nafi', bapak Joko Windoro, bapak Sutedjo Bangun P (membuat gambar rencana pertama) dan bapak Masyuri Kurniawan (membuat gambar rencana kedua, yang sekarang dipakai). Setelah itu menyusul bapak Nasroul Hamzah, bapak Afif Hamka dan bapak Anwar Sani. Secara khusus diutus pula da’i tahan banting, yaitu Ustadz Haji Qoimuddin Sarabiti (nama Akun FB Putra Jihad Al-fulurisy)

21 Pebruari 2009 : Rapat Kenaziran Masjid Al-Furqan.
Dilaksanakan Rapat di Masjid Al-Furqan yang secara khusus dihadiri Bapak H. Mazni Ibrahim (Penasehat YPMN). Kenaziran Masjid Al-Furqan sepakat menyerahkan pelaksanaan Pembangunan Masjid Al-Furqan kepada Al-Azhar Peduli Muslim Nias (APMN). APMN ini adalah sinnerji antara YPMN dan Al-Azhar Peduli Ummat (APU) yang diketuai bapak Anwar Sani. Sejalan dengan itu, ditunjuk Bapak H Thamrin Isa Ziliwu sebagai kepanjangan tangan APMN di Nias. Bangunan masjid ini direncanakan 2.5 lantai dengan anggaran sebesar Rp 3.4 miliar. Untuk menampung dana Al-Furqan dibuka rekening khusus di Bank Mandiri, Norek : 070.0005652958 a/n Yayasan Peduli Muslim Nias. Catatan : Sekarang status Norek YPMN non aktif karena tidak ada dana masuk.

08 Agustus 2009 : Peletakan batu pertama Masjid Al-Furqan.
Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Al-Qur’an oleh Bapak Afif Hamka (Al-Azhar Peduli Ummat) dan bapak Binahati B. Baeha, SH (Bupati Nias). Pembangunan Masjid Al-Furqan dipercayakan kepada Kontraktor yang ditunjuk yaitu Moelia Graha Estetika yang dipimpin oleh bapak Masyuri Kurniawan.
Ada masalah yang muncul di lapangan, harga matrial memang sudah lebih mahal dibanding dengan harga di Jawa, terjadi pula kenaikan harga di mana-mana. Harga matrial di Nias semakin melambung. Sementara uang masuk tidak seimbang dengan pengeluaran.
Hebatnya lagi pada tahun 2009 – 2010 terjadi berbagai bencana alam di Indonesia, antara lain : Mentawai, Padang, Papua, Merapi, dan lain-lain. Upaya penggalangan dana untuk Al-Furqan terkendala karena Al-Azhar Peduli Ummat juga harus membantu korban dari berbagai peristiwa bencana alam tersebut. APU masih tetap membuka infaq untuk Al-Furqan, namun para muzakki / donatur beralih ke bencana-bencana yang baru. Pembangunan Masjid Al-Furqan terhenti.

04 Oktober 2011 : Bapak Haji Hanif berinfaq Rp 500 juta.
Haji Thamrin Isa Ziliwu (Ketua Kenaziran) dan bapak Nuzlan bershilaturrahim kepada KAPOLRES Nias, bapak Mardiaz. Bapak Mardiaz sangat punya kepedulian terhadap penyelesaian Masjid Al-Furqan. Bapak Mardiaz (asal Palembang) berhasil mengajak bapak Haji Hanif, pengusaha muslim dari Medan untuk membantu Al-Furqan. Alhamdulillah, bapak Haji Hanif berkenan menyalurkan ZIS-nya sebesar Rp 500 juta. ZIS tersebut diserahkan langsung oleh Haji Hanif pada tanggal 04 Oktober 2011 di Masjid Al-Furqan Gunung Sitoli Nias.
Pembangunan dimulai lagi. Tukang-tukang kelihatan sibuk. Namun suasana kerja di masjid yang terletak dekat Pasar Gunung Sitoli itu mulai menurun karena kehabisan dana. YPMN tidak berdaya mengatasinya. Akhirnya pembangunan masjid dihentikan. Tukang-tukang pada pulang. Kondisi bangunan Masjid Raya Al-Furqan yang selesai dikerjakan belum mencapai 50%.
Walaupun demikian, Masjid tersebut sudah mulai dipakai untuk shalat lima waktu, shalat Jum’at dan juga shalat Taraweh pada bulan Ramadhan. Pada tanggal 29 Juni 2011M / 27 Rajab 1432H, Adzan mulai berkumandang di Masjid Al-Furqan Nias. Hal tersebut berlanjut sampai sekarang.

08 Nopember 2014 : Ustadz Yusuf Mansur dan Ustadz Anwar Sani ke Nias.
Beberapa sesepuh muslim Nias yang di Jakarta melihat potensi  Yusman Dawolo, pemuda muslim Nias kelahiran tahun 1983 yang sudah berhasil menyelesaikan S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STIS) M Natsir di Kramat Raya Jakarta dan menyelesaikan S2 di Universitas Islam Asy-Syafi’iyah. Secara finansial Yusman Dawolo cukup kuat, ia aktif menekuni bisnis di bidang pengobatan alternatif yang beromzet Rp 600 juta per-tahun (2014).
Alhamdulillah, Yusman Dawolo dengan Yayasan Rumah Infaqnya mau melanjutkan usaha pembangunan Masjid Al-Furqan. Beliau mengajak Ustadz Yusuf Mansur dan Ustadz M Anwar Sani ke Gunung Sitoli untuk Tabligh Akbar pada tanggal 08 Nopember 2014. Pada acara Tabligh Akbar itu, Ustadz Yusuf Mansur berhasil memberi semangat kepada ummat Islam Gunung Sitoli, agar Pembangunan Masjid Al-Furqan dilanjutkan. Hadirin menyambutnya dan mereka beramai-ramai berinfak untuk Masjid Al-Furqan. Saya melihat sendiri ibu-ibu melapaskan cincin dan gelang emasnya diserahkan kepada Ustadz Yusuf Mansur untuk diteruskan kepada Panitia Pembangunan Masjid Al-Furqan. Pada malam itu terkumpul dana hampir Rp 100 juta.
Pembangunan Masjid Al-Furqan dimulai kembali. Bapak H. Muchlis Sikumbang dipercaya oleh Yayasan Rumah Infaq untuk mengendalikan pelaksanaan pembangunan Masjid Al-Furqan. Kini wujud sebuah masjid mulai kelihatan setelah tiga kubah selesai dikerjakan. Dilanjutkan dengan merapikan dinding, plafon dan lantai. Bangunan utama Masjid Al-Furqan, Insya Allah dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, Yayasan Rumah Infaq giat mempublikasikan penggalangan dana ini, misalnya melalui Radio Dakta Bekasi. Belakangan ini menyebarkan Brosur Infaq Pembangunan Masjid dengan menampilkan Ustadzah Oki Setiana Dewi.

Pekerjaan berikutnya dari Pembangunan Masjid Al-Furqan Gunung Sitoli Nias adalah merapikan halaman parkir dan perbaikan pagar. Insya Allah bila yang utama ini selesai, akan dilanjutkan dengan membangun dua buah Menara yang terletak di depan arah ka’bah.

29 Maret 2016 : LAZIS PLN SUMUT menyerahkan dana Rp 100 juta.
Alhamdulillah, ada bantuan dana dari LAZIS PLN SUMUT sebesar Rp 100 juta untuk pembangunan Masjid Raya Al-Furqan Gunung Sitoli Nias. Dana tersebut diserahkan oleh Bapak Tengku Erry Nuradi kepada Ustadz Yusman Dawolo selaku Ketua Yayasan Rumah Infaq pada tanggal 29 Maret 2016 di Medan.  Alhamdulillah infaq terus mengalir. Baru-baru ini terima 500 zak semen dari warga muslim Nias di Jakarta dan banyak lagi yang lain yang tidak diuraikan disini satu persatu.

27 Mei 2016 : Lantai 2 Masjid Al-Furqan dibuka untuk Shalat Jum’at.
Biasanya shalat Jum’at dilakukan di lantai dasar. Alhamdulillah, pada tanggal 27 Mei 2016 untuk pertama kalinya dilaksanakan shalat Jum’at di lantai 2 dengan Khatib Ustadz Yusman Dawolo, Direktur Yayasan Rumah Infaq.
Menurut informasi dari bapak H. Muchlis Sikumbang, jama’ah yang shalat Jum’at memenuhi lantai 2. Saat khutbah berlangsung, Allah menrunkan rahmat-Nya berupa hujan. Karena jendela belum dipasang secara lengkap, tempias masuk ke dalam masjid. Tetapi suasana ini positif untuk penggalangan dana. Jama’ah termotifasi untuk berinfaq agar jendela segera dipasang. Kata pak Muchlis sudah ada yang berniat untuk infaq pengadaan jendela.

29 Mei 2016 : Penjelasan Perkembangan Pembangunan Masjid Al-Furqan.
Sebagian besar personil Pengurus Yayasan Peduli Muslim Nias bertempat tinggal di Cibubur. Para sesepuh Muslim Nias ada di Cibubur di antaranya bapak Hilal Al Quddus.  Pada hari Ahad tanggal 29 Mei 2016 merupakan hari terakhir dari penarikan Arisan Masyarakat Muslim Nias di Jakarta, diselenggarakan di rumah bapak Hilal Al Quddus. Dalam acara Arisan tersebut ditambahkan satu poin acara yaitu Penjelasan Perkembangan Pembangunan Masjid Al-Furqan. Saya diminta untuk menyampaikan info terkini dari Masjid Al-Furqan Nias. Saya perhatikan Masyarakat Muslim Nias bersyukur atas kemajuan pembangunan Masjid Al-Furqan dan berniat akan menyalurkan sebagian infaqnya untuk pembangunan Masjid Al-Furqan. Alhamdulillah!


Panitia dan Yayasan Rumah Infaq senantiasa berharap kepada ummat Islam di Indonesia agar menyisihkan ZIS-nya untuk percepatan penyelesaian pembangunan Masjid Raya Al-Furqan Gunung Sitoli.
ZIS dapat disalurkan melalui BRI Cabang Gunung Sitoli, Norek : 017 6010 1675 3535 A/N. Yayasan Rumah Infaq.
Jazakumullaaha khairan katsir. Aamiin!

( HM Yusuf Sisus, M.Si alias Haogödödö Lömbu )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAL USUL MARGA LÖMBU

KELUARGA BAPAK HA. BIDAWI ZUBIR DI MATA SEORANG PUTRA NIAS