MENGENANG QARI INTERNASIONAL “HAJI MIRWAN BATUBARA”





Haji Mirwan Batubara yang lahir 21 Juni 1952 ini memang sudah tiada. Namun namanya tetap harum, baik di Indonesia maupun di Brunai Darussalam. Qari kebanggaan Indonesia ini diminta Brunai Darussalam untuk mengembangkan Pendidikan Agama, khusus mengenai Al-Qur'an di negara jiran yang kaya raya itu. Beliau ditempatkan di Bahagian Perhubungan dan Kemajuan Syiar Islam, Kementrian Hal Ihwal Ugama Brunai Darussalam.

Sebenarnya, Haji Mirwan Batubara masih harus mengemban tugas mulia ini
di Brunei hingga tahun 2011. Namun takdir Allah menentukan lain. Tanggal 09 September 2010 bertepatan 30 Ramadhan 1431H, suami Hajjah Shakuntala Dewi ini, menghembuskan nafas terakhir di kota kelahirannya, Medan - Sumatera Utara, lima hari setelah pulang kampung.

Sabtu 18 Desemer 2010 lalu diselenggarakan Acara Peringatan 100 hari meninggalnya ayah dari Lia Nurushabah, yang dilaksanakan di rumah Almarhum, Jalan Makmur No 42 Kebayoran Lama Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Hadir sanak famili dan karib kerabat dari Alumni PTIQ Angkatan 1972 ini. Selain itu, sebuah kehormatan bagi keluarga bahwa malam itu hadir Bapak Drs H A Bidawi Zuber, salah seorang dosen dari almarhum Mirwan Batubara saat kuliah dulu di PTIQ pada tahun 1972 – 1978, yang pada malam peringatan 100 hari tersebut, Bapak Drs H A Bidawi Zuber berkenan memberikan tausiah utk keluarga almarhum. Juga hadir Ust Hasanuddin Mamad dan Ust Nasrullah MS serta beberapa alumni PTIQ lainnya. Sebenarnya keluarga Almarhum berharap agar Alumni PTIQ bisa lebih banyak lagi yang hadir, namun rupanya kebanyakan para Alumni PTIQ tersebut sedang menghadiri Muktamar ke-2 IPQAH (Ikatan Qori'-Qoriah dan Hafidz-Hafidzah) di Batam.
Selama 19 tahun putra dari Bapak Haji Muhammad Nuh Batubara ini mengabdikan ilmunya di Brunei, telah menunjukkan hasil yang bermanfaat bagi Negara dan rakyat Brunei. Para Imam shalat di Masjid-masjid besar di Brunai mengikuti bimbingan dari Haji Mirwan Batubara. Para Qari dan Qariah binaannya banyak yang berjaya di gelanggang MTQ Nasional dan Internasional. Salah seorang Qariah binaannya pernah menjuarai MTQ Internasional di Kuala Lumpur, Malaysia.
Salah seorang Qari Negara Brunei, yang merupakan murid kesayangan Almarhum yang bernama Awg. Muhd. Fahmie bin Awg. Metussin, sengaja datang dalam acara Peringatan 100 hari tersebut dan mempersembahkan pembacaan Al-Quran yang sangat bagus dengan suara yang sedemikian merdu.
Pada malam tersebut dibagikan surat Yasin yag dicetak khusus di Brunai dilampiri klipping Koran yang berisi pemberitaan mengenai berpulangnya Almarhum Mirwan Batubara dan sebuah puisi yang ditulis Hajjah Shakuntala Dewi (Hj Dewi Mirwan), isteri tercinta. Puisi tersebut berjudul : “ANTARA RAMADHAN DAN SYAWAL”
Ya Allah…
Engau Yang Maha Kuasa
Engkau tunjukkan kepada hambaMu yang hina dina ini
KekuasaanMu yang amat besar
KekuatanMu yang amat dahsyat
Engkaulah pemilik segalanya
Engkaulah Sang Pencipta
KepadaMu lah kami kembali
Engkaulah Sang Pemilik
Antara di ujung Ramadhan dan di awal Syawal
Terjadilah peristiwa yang amat menggetarkan kalbu
Terimalah hambaMu ke pangkuanMu
Tempatkan bersama orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.
Menarik untuk ditulis di sini, dalam selebaran itu ada pesan pendek namun maknanya sangat dalam, yang dikutip dari Kitab Nashaihul ‘Ibad karya Ibnu Hajar Al-Asqalany, berjudul : LIMA CINTA TERLARANG
Rasulullah SAW bersabda : “Akan datang pada ummatku, mincintai lima perkara dan melupakan lima perkara :

1. Mereka mencintai dunia, sedang mereka melupakan akhirat.
2. Mereka mencintai kehidupan, tapi mereka melupakan kematian
3. Mereka mencintai gedung-gedung megah, tapi melupakan kuburan.
4. Mereka mencintai harta, tapi mereka melupakan pertanggung-jawabannya
5. Mereka mencintai makhluk, tapi mereka melupakan khalik-Nya (Allah).
Semoga kita terhindar dari kelima cinta terlarang yang tersebut di atas. Amin ya Rabbal’alamin! (M Yusuf Sisus)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAL USUL MARGA LÖMBU

KELUARGA BAPAK HA. BIDAWI ZUBIR DI MATA SEORANG PUTRA NIAS