Menjelang Pensiun

Bulan September saat saya menulis artikel sederhana ini, bersamaan dengan bulan Ramadhan. Ummat Islam melaksanakan ibadah puasa. Bulan berikutnya, tepat 11 Oktober 2008 ulang tahun saya yang ke 56. Sudah tua, ya! Ya iyalah, sudah punya dua orang cucu. Sekarang sudah ada yang memanggil saya : "Angku". Angku adalah panggilan untuk seorang kakek.

Bulan depannya lagi, Nopember, Insya Allah, merupakan bulan pertama saya menikmati pensiun selaku karyawan PT Jamsostek (Persero) dengan masa kerja 29 tahun di perusahaan yang memberi perlindungan jaminan sosial bagi karyawan swasta ini.
Alhamdulillah, saya senang bekerja di PT Jamsostek. Pernah bertugas di Pusat dan pernah pula di Daerah menjabat Kepala Cabang, yaitu di Pekalongan, Solo, Jambi dan Setiabudi (Jakarta). Di Pusat, pernah di Biro Humas, Divisi Operasi, Biro Perlengkapan dan terakhir diberi amanah sebagai Pengurus Dana Pensiun Karyawan Jamsostek.
Selain mengikuti berbagai kursus dengan fasilitas perusahaan, saya sempat menikmati bea siswa selama dua tahun untuk program S2 di Universitas Indonesia. Saya berutang budi dengan para senior yang memberikan berbagai kesempatan kepada saya untuk bisa maju selaku karyawan.
Beberapa saat lagi, tidak sampai dua bulan, saya akan menyerahkan tugas dan tanggung jawab selaku Direktur Utama DPK Jamsostek kepada pengganti saya. Saya sudah siap pensiun dari PT Jamsostek.
Kata pak Djoko Sungkono, mantan boss saya di PT Jamsostek, beliau pernah menjabat Direktur Umum dan SDM, bahwa pensiunan itu harus punya mainan. Jangan sampai bengong di rumah. Itulah sebabnya, tawaran mengajar yang disampaikan DR Nurhayati Djamas, Dekan FAI dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), saya sambut gembira. Selain itu, saya juga diberi kesempatan oleh Drs Yasin, Dekan Fakultas Dakwah untuk mengajar di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ), tempat saya pernah menuntut ilmu pada tahun 1972 - 1976 yang lalu.
Saya teringat sebuah ayat dalam Al-Qur'an "Faidza faraghta fanshab" Artinya : Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (QS. 94 Alam Nasyrah : ayat 7). Hal ini memberi pengertian bahwa kalau masuk usia pensiun bukan berarti tidak bekerja lagi. Justeru Allah memerintahkan, kerjakan urusan lain dengan sungguh-sungguh. Sekarang saya mulai memasuki dunia kampus. Asyik juga

Komentar

Rachmad mengatakan…
Assallamualaikum wr.wb., Untuk pak Yusuf Sisus dan keluarga, saya yakin Bapak dan keluarga dapat menjalani pensiun dengan sangat baik, dari sisi persiapannya maupun sisi lainnya. Pertama saya mengenal Bapak ketika job training di Kacab DKI I Salemba, disitulah saya sangat merasakan bimbingan Bapak dalam memotivasi dan melayani peserta Jamsostek, yang kemudian dapat saya aplikasikan dalam tugas di lapangan.
Terima kasih pak, kesederhanaan Bapak menjadi pedoman bagi saya, karena sayapun bersiap untuk menjalani MPP, walaupun masih punya beban menyekolahkan anak, Insya Allah saya dapat menjalaninya dengan baik.
Sayang saya tidak punya no telp/hp Bapak agar tetap dapat berkomunikasi.
Wassalam,


Rachmad Priyatmo
08161307724

Postingan populer dari blog ini

ASAL USUL MARGA LÖMBU

KELUARGA BAPAK HA. BIDAWI ZUBIR DI MATA SEORANG PUTRA NIAS